A Siong Telah Tiada

Hanya seragam saja yang bisa menunjukkan bahwa Asiong adalah seorang satpam.
Ya, Asiong terlihat sebagai seorang satpam ketika ia memakai seragam satpam.
Suatu ketika seragam itu ditanggalkannya, maka saya pun pangling melihatnya seperti seorang pengusaha.
"Mau ke rumah famili saya pak, di jakarta", jawab A Siong.

Meski sebagai satpam, A Siong bukan asli pribumi.
Sebelum saya menetap di komplek ini, A Siong sudah menekuni profesi sebagai satpam. Entah sejak kapan, tidak tahu persis.
Soal kinerja, ia layak mendapat grade A. Bersama Hasan dan Tikno, A Siong disenangi warga, khususnya RW.03. Di warung eceu depan rumah saya, mereka biasa nongkrong. Setia bersama portal yang sekarang sudah hilang dibongkar orang mabok.

Tetapi …
A Siong memilih keyakinan yang berbeda dengan teman-temannya itu.
Keyakinan pulalah yang membuat bapak mertua saya bingung mau berdo’a apa untuk jenazah A Siong yang diantar oleh ambulan rumah sakit, sehabis orang bubaran tarawih itu.

A Siong telah meninggal dunia.

Simpati warga mengantarkan A Siong ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Segala kenangan kebaikan A Siong semasa hidupnya, direlakan bersama sirnanya jasad A Siong yang bagian per bagiannya menjadi abu dalam krematorium Rawa Kucing itu.

***

Sejenak Hasan termenung, bersandar di depan pagar rumah. Kostum satpamnya kali ini beraroma parfum orang mati.
Perlu beberapa waktu untuk menyadari bahwa A Siong sudah tidak ada lagi dalam kesempatan nongkrong bersama mereka di warung eceu, bahkan di kesempatan manapun di kehidupan dunia ini.

Karena,  A Siong telah tiada.

Selamat  Jalan A Siong ...
A Siong Telah Tiada A Siong Telah Tiada Reviewed by anisvanjava on September 02, 2010 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.