Peluklah Anakmu Sekali Saja

Peluklah Anakmu Sekali Saja.

Jumlah satu kali untuk menunjukkan kadar secukupnya. Menunaikan sesuai hak yang harus diberikan, dan ini adalah kewajiban setiap orang tua.  Memberikan sesuatu yang berlebihan (melebihi yang dibutuhkan), akan mendzalimi hak yang lain.  Akan ada kewajiban-kewajiban lain yang terbengkalai karena mengalokasikan segala potensi secara berlebihan untuk sang anak. Selintas nampak sikap ini sangat baik, karena terlihat sangat perhatian kepada anak. Tetapi tanpa disadari yang tercipta adalah sikap over protektif bahkan memanjakannya.

Harus diakui dibeberapa orang tua, perhatian kepada anak pertama akan berbeda dengan anak kedua dan seterusnya.

“maklumlah anak pertama”, katanya.    Mudah cemas, mudah khawatir terjadi sesuatu, dan jangan sampai terjadi kekurangan atas segala sesuatu yang dibutuhkannya. Begitu anak kedua dan seterusnya, perasaan khawatir menjadi berkurang. Bisa jadi karena sudah berpengalaman mengasuh anak sebelumnya. Tetapi, apakah rasa sayang yang diberikan terjadi perbedaan? Apakah sejatinya rasa itu adalah rasa sayang, atau sekedar kecintaan yang berlebihan?

Patut menjadi renungan juga ketika orang tua telah sukses mendidik dan membesarkan anaknya, tetapi tidak berhasil mendidik cucunya. :-)

Sesuatu yang bersemayam di hati, susah untuk dicari ukurannya. Tetapi, masih bisa ditimbang-timbang, dan ditakar-takar kadarnya.

Memang islam melarang kita berlebih-lebihan dalam segala sesuatu.

parenting1 Kecintaan yang berlebihan akan mengakibatkan kewajiban terlalaikan. Kaki berat melangkah meninggalkannya untuk menunaikan kewajiban kepada tuhannya, Allah SWT. 

Sering tidak hadir dalam kegiatan taklim menuntut ilmu agama karena tidak kuasa meninggalkan anak. Apalagi jika anak sakit, seakan roda kehidupan menjadi terhenti.

Setelah segala ikhtiar dilakukan, masih saja was-was diperturutkan. Kejernihan pemikiran seorang laki-laki menjadi didominasi oleh perasaannya.

Satu kisah tentang seorang ulama bernama Hasan Al Banna bisa menjadi perbandingan.

Suatu ketika salah seorang anaknya sakit keras. Ia dan istrinya benar-benar mengkhawatirkan kondisi sang anak yang makin memburuk.

Pada saat yang bersamaan, datanglah panggilan untuk melayani (berkhidmat) pada umat. Di antara dua pilihan tersebut, Al-Banna memilih yang panggilan kedua. Ia pun meninggalkan anaknya yang tergolek lemah di tempat tidur.

Saat itu istrinya berkata, "Tegakah engkau meninggalkan anakmu yang sedang sakit keras?"

Al-Banna menjawab, "Apakah ia akan sembuh dengan adanya aku. Padahal penyakit umat di luar sana jauh lebih penting untuk aku tangani!".

Al Banna bukan berarti tidak melakukan apa-apa untuk kesembuhan anaknya. Akan tetapi setelah semua ikhtiar dilakukan, saatnya menyerahkan semuanya kepada Allah SWT.  Karena selama apapun beliau menunggui, itu bukanlah cara untuk mencapai kesembuhan anaknya. "Apakah ia akan sembuh dengan adanya aku?”, kata beliau.

***

 

Peluklah Anakmu Sekali Saja.

Jumlah satu kali menunjukkan jumlah yang minimal.

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah saw menciumi Al Hasan bin Ali, di hadapan Al Aqra’ bin Habis At Tamimiy yang sedang duduk. Lalu Al Aqra’ berkata: Sesungguhnya aku memiliki sepuluh anak, dan aku belum pernah menciumi seorang pun. Lalu Rasulullah saw memandanginya dan bersabda: “Barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi” (HR. Al Bukhari)

Banyak anak-anak yang besar dengan sendirinya tanpa berartinya sang orang tua. Orang tua hanyalah sosok yang melahirkannya. Adapun di luar sana, sang anak bak yatim piatu.

Kepada siapa kita kan bertanya tentang; anak kecanduan narkoba, kerusakan otak permanen anak akibat main game yang tanpa batas, anak ingusan yang memegang senjata tajam ikut tawuran ?   Anak yang berzina bebas melacurkan diri, anak yang tidak kenal ajaran agamanya dan tidak yakin akan ada tuhannya; “Siapakah yang melahirkan mereka?”.

Kemana bapak dan ibu mereka?

 

****

Ya Allah, jagalah anak-anak kami dari segala kejahatan dunia dan isinya. Karena hanya Engkaulah penjaga yang tak pernah tidur dan hanya Engkaulah pengawas yang tak pernah lalai.
Mampukanlah kami untuk mengemban amanahMu ini, karena kelak akan kami pertanggungjawabkan di hadapanMu.

Peluklah Anakmu Sekali Saja Peluklah Anakmu Sekali Saja Reviewed by anisvanjava on Juli 25, 2011 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.