Enak dan Tidak Enak

Alhamdulillah, diberikan Allah kelancaran selama dua hari melaksanakan surat tugas ke sidoarjo dan malang.
Pagi ini sarapan dulu, Insya Allah sambil menunggu keberangkatan menuju ke bandara abdurrahman saleh.

Poster dan tempelan pamflet teroris yang dicari-cari, banyak dijumpai di berbagai tempat di kota ini, termasuk di tempat saya menginap selama dua malam ini.

Malang memang dingin.
Bagi saya yang sering kegerahan di jakarta dan tangerang, maka di malang ini saya tidak bisa lepas dari memakai jaket kenang-kenangan dari pak kasubdit.

Beberapa sahabat lama, saya temui di kota ini. Teman kuliah bahkan teman SMA.
Juga beberapa teman yang baru kenalan.
Berawal dari perbincangan sederhana tentang enak dan tidak enaknya bekerja di daerah atau di pusat.
Dari dulu sampai saat ini, ada perasaan yang selalu muncul ketika bertemu dengan "sahabat-sahabat daerah".
Perasaan itu yang membuat saya selalu merenung.
Juga di kota yang dingin ini.

Beberapa sahabat menemukan beberapa alasan untuk menjelaskan tentang enaknya bekerja di daerah.
Misalnya, karena biaya hidup yang murah (dengan penghasilan yang sama), dekat dengan orang tua, tidak macet, dan pekerjaan tidak sesibuk di jakarta.

Beberapa sahabat yang lain memandang justru bekerja di jakarta lebih enak. Mungkin ini bagi yang merasa daerah kerjanya sangat terpencil, dan terbiasa dengan keramaian.
Apalagi kalau yang di pelosok negeri ini di luar jawa, keinginannya selalu mau pulang kampung. Maka yang seperti ini akan mengatakan kalau bekerja di daerah tidak enak.
Seperti yang teman sampaikan kepada saya sewaktu bertemu di lubuk linggau, atau teman saya yang bekerja di Makassar pun merasa kurang sreg, dan pingin pulang kampung saja.

Ada lagi yang bekerja jauh dari keluarganya. Anak dan isterinya tidak diajak serta ke daerah kerjanya dengan pertimbangan tertentu, maka agenda mudik menjadi rutin dilakukan.
Perjalanan teman saya ke kantor dari rumahnya di probolinggo, memerlukan waktu tiga jam. Jadi, segera seusai sholat shubuh, ia bergegas berangkat ke kantornya yang memang sudah memakai finger print itu. Dan ini setiap hari.

Apakah enak atau tidak enak? Yang menjalaninya lah yang bisa merasakan.

Dan kita semua, dimana saja akan merasakan enak dan tidak enaknya untuk setiap aktivitas kita.
Tinggal parameter kita saja yang berbeda-beda untuk menemukan argumen yang benar untuk setiap tindakan kita.

Apakah saat ini kita merasakan 'enak' dengan segala aktivitas kita sekarang ?
Mengapa ?

Mungkin kita perlu merenung sejenak ...

cafe hotel wisata tidar malang, 07.25 wib 15 Agustus 2009
menunggu Sriwijaya Air jadual jam 08.55.
Enak dan Tidak Enak Enak dan Tidak Enak Reviewed by anisvanjava on Agustus 15, 2009 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.