Lebih Baik Di Sini

Hanya bilik bambu tempat tinggal kita
Tanpa hiasan, tanpa lukisan
Beratap jerami, beralaskan tanah
Namun semua ini punya kita
Memang semua ini punya kita, sendiri

Hanya alang alang pagar rumah kita
Tanya anyelir, tanpa melati
Hanya bunga bakung tumbuh di halaman
Namun semua itu milik kita
Memang semua itu milik kita,sendiri

Rasa haru sekaligus syukur tidak henti-hentinya saya sampaikan kepada Allah swt. Sudah dua pekan ini saya meminta ‘tenggat waktu’ kepada seorang teman yang mengirim sms : “ta’lim pekan ini bisa di rumah nt ?”. Pasalnya, pekan kemarin rumah sudah berantakan karena barang-barang sudah di packing untuk pindahan. Dan pekan ini rumah belum rapi karena ruang tamu masih ada perabotan tukang. Walaupun saya pindah rumah hanya berjarak sekitar enam rumah ke samping, tetapi ternyata tidak sesederhana yang saya perkirakan. Setidaknya, terdapat beberapa hal yang tidak bisa dikerjakan oleh orang lain dalam proses pindahan ini, kecuali saya mengerjakannya sendiri.

Pada hari sabtu, ibu-ibu teman pengajian ibu mertua saya, datang melihat-lihat keadaan rumah yang masih berantakan itu. “Wah, enak ya, boleh dong nanti pengajian di sini”, katanya.

Kemudian pada malam harinya, seorang sahabat datang ke rumah ba’da Isya. Ia datang, juga untuk ngaji bersama. Walaupun pada akhirnya ia kaget karena saya sudah pindahan.

Memang, satu hal yang selalu kami pikirkan ketika pindah rumah ini adalah, “Dimana nanti tempat di rumah ini yang bisa di pakai untuk acara pengajian”. Apalagi ukuran rumah saya yang cukup ‘minimalis’, membuat saya selalu rutin menggeser perabotan ruang tamu, supaya muat untuk menampung para tamu. Bahkan ibu mertua saya berpikirnya sampai ke masalah parkir. Maklum, karena teman-teman saya datang mayoritas bersepeda motor. Maka kalau yang datang belasan sampai dua puluhan orang, masalah parkir bisa menjadi sesuatu yang serius. Bapak mertua pun tidak ketinggalan memberikan solusi untuk keamanan parkir.

Alhamdulillah, sesederhana apa pun rumah kami, ini adalah pemberian dari Allah swt yang selalu kami syukuri. Apalagi rumah kami ini tidak sesederhana rumahnya ‘God Bless’ yang beratap jerami dan beralaskan tanah.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan hamba-Mu yang banyak membawa manfaat bagi yang lain.

Sebagian rasa penasaran saya atas sesuatu yang selalu di dicari setiap orang, yaitu masalah tempat tinggal, maka yang terlintas dalam benak saya adalah : “kalau sudah punya tempat tinggal, terus mau mencari apa lagi”. Dan ketika daftar keinginan pun berderet, maka saya sampai pada suatu kesimpulan bahwa, deretan keinginan manusia tidak ada batasnya. Semakin dicari, semakin merasa masih ada yang kurang. Selalu tidak cukup.

Begitulah. Pergulatan melelahkan seorang manusia memenuhi deretan keinginannya.

Ada baiknya, kita rehat sejenak dari sesuatu yang melalaikan. Karena, ada satu lagi suatu kebutuhan kita yang sangat besar tentang tempat tinggal ini, yaitu tempat tinggal kita di akhirat. Sepertinya kita harus lebih serius memikirkan rumah kita di sana. Tempat tinggal yang harus lebih baik dari tempat tinggal kita sekarang di dunia.


Dan untuk yang satu ini pun, syair God Bless masih berlaku :

Lebih baik disini, rumah kita sendiri
Segala nikmat dan anugerah yang kuasa
Semuanya ada disini
Rumah kita

# Rumah akhirat kita sendiri, maka kita sendiri pulalah yang membangunnya.

Lebih Baik Di Sini Lebih Baik Di Sini Reviewed by anisvanjava on Agustus 02, 2009 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.