Seseorang memanggil saya, ketika saya mau membeli makan siang di 'Bu Yah' basement KPDJP.
Oh, ternyata ibu-ibu yang berprofesi sebagai cleaning service. Sebelumnya ibu itu bekerja di kantor saya yang menempati bangunan gedung di pancoran. Dan sekarang dengan adanya 'restrukturisasi' di perusahaannya, ia ditempatkan di KPDJP gatot subroto.
'Aduh, mas.. sekarang saya dipindah ke sini. Di bagian taman'.
'Kepada siapa saya bisa minta tolong, ya?", ibu itu mulai bercerita.
Memang sebelumnya, ibu itu merasakan sudah cukup nyaman sebagai cleaning service, pembersih ruangan kantor. Beberapa pegawai juga sering meminta tolong kepadanya untuk membelikan makanan sebagai sarapan atau makan siang, atau cemilan sore.
Dengan 'pekerjaan barunya' ini, ibu itu merasa berat. Bekerja di taman, yang rata-rata teman kerjanya adalah laki-laki. Cukup berat dirasakan. Kalau bisa pindah, ia lebih baik pindah ke bagian yang lain.
Tapi, mau minta tolong ke siapa ?
Kali ini pun saya merasa tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantunya. Mudah-mudahan saja, Allah swt memberikan sesuatu yang terbaik baginya, yang mungkin saja belum pernah terpikirkan oleh ibu itu atau juga oleh saya. Setidaknya do'a dan harapan saya ini menjadikan curhat ibu itu ke saya, tidaklah berlalu begitu saja.
Mmm.. seorang ibu yang bekerja.
Bagaimanakah keadaan ibu kita, kalau sekarang beliau bekerja keras mencari nafkah, merawat taman untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan anak-anaknya.
Atau isteri kita, yang bekerja di kerasnya lapangan untuk membantu kita mencari penghidupan.
Seberapa besar penghasilan yang diperoleh oleh mereka untuk pekerjaan sekeras itu?
Bagi yang diberikan karunia oleh Allah swt dengan penghasilan besar, sebandingkah rasa syukur atas penghasilan itu dengan pekerjaan yang sudah dilakukan?
Cukuplah hal ini menjadi pengingat bagi kita supaya leher kita tidak pegal karena terlalu sering mendongak ke atas.
Tidak ada komentar: