Dermawan Pandang Bulu

Saya pernah membaca sebuah cerita bahwa, ada seseorang yang telah salah alamat dalam memberikan sedekah. Sedekahnya ternyata sampai kepada penerima yang 'salah', yaitu : pencuri, pezina dan orang kaya. Sehingga banyak yang berkomentar, mengapa pencuri, pezina dan orang kaya diberi sedekah. Tetapi karena keikhlasan niat dalam bersedekah itu, maka atas kehendak Allah swt, pencuri insyaf dari perbuatan mencurinya, pezina insyaf dari perbuatan zinanya dan orang kaya menyadari kebakhilannya.

Bukhari meriwayatkaan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Seorang laki-laki berkata, 'Sungguh aku akan bersedekah.' Lalu dia pergi membawa sedekahnya. Dia meletakkannya di tangan pencuri. Di pagi hari orang-orang membicarakannya, 'Seorang pencuri diberi sedekah.'

Dia berkata, 'Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sungguh aku akan bersedekah.' Lalu dia pergi membawa sedekahnya dan meletakkannya di tangan wanita pezina. Di pagi hari orang-orang membicarakan, 'Malam ini seorang pezina diberi sedekah.' Dia berkata, 'Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sedekahku jatuh di tangan wanita pezina. Sungguh aku akan bersedekah.'

Lalu dia pergi membawa sedekahnya dan dia meletakkannya di tangan orang kaya. Di pagi hari orang-orang membicarakannya, 'Seorang kaya di beri sedekah. Dia berkata, 'Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Kepada pencuri, wanita pezina, dan orang kaya.'
Lalu dia didatangi dalam mimpi, dan dikatakan kepadanya, 'Adapun sedekahmu kepada pencuri, semoga itu membuatnya insyaf dari mencuri. Adapun wanita pezina, semoga itu membuatnya sadar dari zinanya. Adapun orang kaya, maka semoga dia mengambil pelajaran dan dia berinfak dari apa yang Allah berikan kepadanya.'"

Cerita ini kembali terlintas dalam benak saya ketika mendapati pendapat dan sikap seseorang dalam bersedekah. Menjadi sangat dermawan kepada seseorang, tetapi pada saat yang sama menjadi sangat bakhil kepada orang yang lainnya. Mungkin ia menjadi dermawan ketika yang diberi sedekah memujinya, maka ia makin dermawan. Tetapi bagi yang menurut dia tidak perlu diberi sedekah, maka sikapnya menjadi sangat bakhil. Ini yang terlihat secara kasat mata saja, sementara masalah niat hanya Allah swt yang Maha Tahu.

Apakah ini sama dengan motivasi kita setiap kali ada pengemis, kemudian melihat-lihat dulu. Kalau pengemisnya langganan, jadi enggan mau memberinya. "Apalagi sekarang ada kampung pengemis", kata kita. Terlebih lagi pengamen langganan.
Ada juga pengamen dan pengemis yang dimobilisir dan terorganisasi, yang penghasilan dari ngamennya itu 'disetor' kepada 'pengelola' mereka. Sehingga pernah ada seruan agar kita lebih baik tidak memberi uang kepada mereka. Kalau mau memberi, diwujudkan dalam bentuk makanan saja, misalnya. Supaya bisa dinikmati oleh mereka langsung, tidak sampai disetor ke 'bandar' pengamen dan pengemis. "Supaya tidak salah alamat", kata kita lagi.

Mmm.. salah alamat. Seperti cerita di atas, dong !

Dermawan Pandang Bulu Dermawan Pandang Bulu Reviewed by anisvanjava on Juli 27, 2009 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.