Di saat ini ingin kutuliskan lagi, kesaksian yang tulus akan sifat rahman dan rahim Allah swt.
******
Dengan sangat jelas Allah swt memulai skenarionya.
Lama tidak ada kabar dari kawan lama saya. Tiba-tiba suatu saat di awal ramadhan ini, ia menelpon. Just say hello saja sebetulnya. Sehingga, pertanyaannya sering saya jawab dengan tertawa kecil atau nyengir karena memang ia kawan akrab sejak dulu. Dari masalah pekerjaan – yang kebetulan saya lagi nganggur – sampai masalah proyek amal di bulan ramadhan.
Dengan sangat jelas Allah swt memulai skenarionya.
Lama tidak ada kabar dari kawan lama saya. Tiba-tiba suatu saat di awal ramadhan ini, ia menelpon. Just say hello saja sebetulnya. Sehingga, pertanyaannya sering saya jawab dengan tertawa kecil atau nyengir karena memang ia kawan akrab sejak dulu. Dari masalah pekerjaan – yang kebetulan saya lagi nganggur – sampai masalah proyek amal di bulan ramadhan.
“ente udah pergi haji ?”.
“belum”.
“ente ada rencana umroh di bulan ramadhan ini ?”.
“nggak”.
“ente sudah pernah umroh ?”.
“belum”.
Mungkin kawan saya itu heran, mengapa sampai saat ini saya belum pergi haji juga. Bahkan umroh sekalipun. Padahal menurut saya, hal itu lazim-lazim saja. Nggak aneh.
Sampai suatu pertanyaan yang membuat saya tidak bisa nyengir lagi ,” ente mau umroh?”.
Bagaimana tidak. Satu periode saya menjabat sebagai anggota dewan, tidak kunjung juga membuat saya bisa pergi ke tanah suci. Tawaran untuk bisa mengunjungi rumah Allah itu datang disaat biaya untuk membuat paspor pun tidak ada.
“bagaimana ente emang punya niat, kalau paspor pun tidak punya ?”.
Kali ini saya membenarkan sepenuhnya pernyataan itu. Pada akhirnya bisa saya takar tingkat keseriusan saya untuk merealisasikan sesuatu yang menjadi keinginan setiap orang yang mengaku hamba Allah swt.
Uang yang saya pinjam dari sana sini untuk membuat paspor, menjadi awal dari keseriusan ini.
Di biro umroh yang ditunjukkan oleh kawan saya itu, selanjutnya akan segera saya realisasikan keseriusan saya.
Tetapi ternyata … , “segala biaya umroh dan pengurusannya sudah diselesaikan oleh pak haji, pak”.
Allahu Akbar.. !
Hanya lafadz takbir lah yang mengiringi hadirnya Allah swt saat itu. Allah telah ‘menggantikan Ismail bagi Ibrahim, seekor domba’.
Hanya lafadz takbir lah yang mengiringi hadirnya Allah swt saat itu. Allah telah ‘menggantikan Ismail bagi Ibrahim, seekor domba’.
Subhanallah.
I’tikaf asyrul awakhir ramadhan tahun ini di masjidil haram, ada dipelupuk mata, memenuhi rongga jiwa.
I’tikaf asyrul awakhir ramadhan tahun ini di masjidil haram, ada dipelupuk mata, memenuhi rongga jiwa.
Labbaikallahumma Labbaik.
Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah !
Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah !
***********
seperti yang dituturkan oleh sahabatku yang dikehendaki Allah swt untuk bisa I’tikaf Ramadhan di Masjidil Haram tahun ini.
seperti yang dituturkan oleh sahabatku yang dikehendaki Allah swt untuk bisa I’tikaf Ramadhan di Masjidil Haram tahun ini.
Di saat ini ingin kuabadikan lagi, syair kehidupan ramadhan 1431 H yang indah itu :
Subhanallah
Walhamdulillah
Walaa ilahaillallah Allahu Akbar
---- dalam keharuan film “Emak Ingin Naik Haji”.
---- cisadane raya, syawal 1431 H.
---- cisadane raya, syawal 1431 H.
Syair Kehidupan Ramadhan
Reviewed by anisvanjava
on
September 14, 2010
Rating:
Tidak ada komentar: