Kisah nasrudin yang berdoa tengah malam di depan ka’bah karena menunggu sepi, susah untuk dilupakan. Lucu karena kepolosan nasrudin. Tetapi ada juga hikmah tentang keseriusannya menyampaikan hajat kepada Allah swt. Di tengah malam yang sepi, di depan rumah Allah itu nasrudin mengawali munajatnya”, Wahai Allah, aku sengaja datang ke sini di tengah malam supaya Engkau punya perhatian penuh kepada permintaanku, dan tidak disibukkan dengan permintaan orang-orang yang datang berbondong-bondong sebagaimana di siang hari tadi”. He.. :-). Bagaimana jadinya nasrudin bila melihat keadaan ka’bah jaman sekarang yang siang maupun malamnya tidak pernah sepi dari orang-orang yang menyampaikan munajatnya kepada Allah.
Perihal waktu malam, Allah memang menghendaki sepertiga malam terakhir sebagai waktu-waktu yang tepat untuk bermunajat kepadaNya.
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: “Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan, dan siapa yang yang memohon ampun kepadaKu, maka akan Aku ampuni”.
Justru di saat manusia sedang terlelap dalam tidurnya, menikmati indahnya mimpi dan kenyamanan istirahatnya, di saat itulah Allah menjadikannya sebagai waktu yang istimewa. Berdo’a maka dikabulkan, meminta maka diberi, dan bertaubat maka diampuni.
Lain nasrudin, lain pula ciputra. Di malam yang dingin puncak cilember, seorang teman mengisahkan perihal kebiasaan mandi pagi yang dilakukan ciputra. Katanya”, ciputra mempunyai kebiasaan bangun jam tiga pagi kemudian mandi. Jam tiga pagi adalah saat-saat energi langit turun tercurah. Maka bangun jam tiga pagi kemudian mandi akan menyehatkan badan, menyegarkan pikiran dan menguatkan semangat”.
Kebiasaan Ciputra yang suka bangun pagi pagi sekali, mencerminkan kebiasaannya pula yang gigih dalam mewujudkan cita-citanya. Tidak hanya itu, di usianya yang sudah kepala delapan ia masih tampil dengan sehat dan energik. Kesuksesannya dalam dunia usaha menjadi bukti kerja keras dan kegigihannya selama ini yang diraihnya dengan susah payah dan penuh perjuangan.
Kesuksesan dan kenikmatan memang sebanding dengan upaya yang dilakukannya. Tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat kelak.
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air, (15)
sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. (16)
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. (17)
Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar. (18)---- QS.AdDhariyat.
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.
----- (QS. As-Sajda: 16)
“Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.”
(HR. Imam Tirmidzi)
“Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.”
(HR. Ahmad)
“Saya sudah dua pekan ini mempraktekkannya. Bangun jam tiga pagi dan langsung mandi. Baru kemudian sholat tahajud. Mudahan malam ini juga saya bisa bangun. Maklumlah di puncak sini udaranya sangat dingin sekali. He.. “, lanjut teman saya.
Namun ternyata tidak semua orang tertarik dengan kesuksesan-kesuksesan tersebut. Apalagi jika konsekuensinya adalah bangun pagi, bahkan pagi-pagi sekali ketika dini hari masih gelap dan dingin yang menyelimuti. Seperti pagi pagi di komplek perumahan. Walaupun bukan di kawasan puncak namun belum banyak orang yang bangun di pagi harinya. Air PAM pun yang biasanya mengalir kecil, di pagi buta terpancar dari kran dan mengucur dengan derasnya. Sederas kucuran keberkahan dari langit. Brrr …
Vila Bina Qalbu, Cilember, akhir september 2012
Tidak ada komentar: