Sahabat saya menuturkan kisahnya dengan mata berkaca-kaca. Suatu kata yang pernah terucap kepada isterinya agar tidak hanya pandai berteori, tetapi juga harus pandai mengamalkan.
Teori tentang keutamaan bersedekah yang baru saja isterinya dengarkan dari penuturan ustadz yusuf manshur, telah menggelisahkan hatinya. “kalau punya ilmu itu harus diamalkan, jangan hanya jadi teori saja”, begitu tegasnya malam itu kata-kata keluar dari mulutnya. Keheningan malam telah menjadi saksi apa yang ia ucapkan itu kepada isterinya.
Tapi sepertinya sang isteri memang menunggu untaian kata penyemangat itu dari suaminya. Untuk meneguhkan kembali rencananya, dan yang lebih penting barangkali , “apa yang mau kita sedekahkan, Bi ?”.
Sejenak yang terdengar hanya helaan nafas panjang sang suami. Pekerjaannya sebagai buruh lepas proyek, menjadikan rumah tangganya hanya dihiasi dengan segala makna kesederhanaan. TV usang yang ada dihadapannya, menurutnya kurang bernilai untuk disedekahkan. Mungkin harganya cuma 200 ribuan. Lagi pula melalui TV itulah, sang isteri mendapatkan untaian kata-kata mutiara dari ceramah-ceramah yang disiarkan. Sepeda motor bututnya yang menjadi tumpuan mencari nafkah, tidak memungkinkan pula untuk disedekahkah.
Kemudian, lintasan pikiran itu pun datang ,” Ummi kan punya mas kawin yang dulu Abi berikan sewaktu pernikahan kita ?”.
Bertahun-tahun mengarungi rumah tangga bersama suaminya, membuat sang isteri tidak banyak bertanya tentang kalimat yang baru saja didengarnya. Sudah cukup jelas, dan tidak perlu menunggu waktu sehingga mas kawin yang bernilai satu juta rupiah itu , telah diinfakkan.
Entah perasaan apa yang terjadi pada sang isteri seusai peristiwa itu. Mungkin perasaan lega yang memenuhi relung jiwanya. Atau perasaan menang telah menghantarkan hati nurani meraih maksudnya.
Yang pasti, sang suami meneteskan air mata. Sesuatu yang sangat jarang dilihat oleh sang isteri, sehingga membuatnya bertanya-tanya , “ bukankah Abi yang telah mengusulkan ummi untuk menyedekahkan mas kawin itu?, Apakah Abi menyesal karena ummi telah menyedekahkan mas kawin itu?”.
Kegelisahan sang isteri tidak berlangsung lama, “Apakah Ummi mengira kalau Abi menangis itu pasti karena sedang bersedih atau menyesal?. Apakah Ummi lupa dulu sewaktu pernikahan kita, selesai salam sholat Abi menjadi imam Ummi untuk yang pertama kalinya, Abi juga menangis?.
Abi sedang berbahagia. Sangat bahagia “.
Tidak ada komentar: