Banyak yang mengatakan bahwa islamnya seseorang karena keturunan, tidaklah semilitan seseorang yang menemukan islam dalam perjalanan hidupnya, misalnya seorang muallaf. Kenyataan seperti itu ada, bahkan tidak bisa dibilang sedikit. Berapa banyak orang berstatus islam yang sholat, yang bisa membaca kitabnya, yang menjaga pergaulannya, yang menjaga makanannya, dan yang mempunyai pembelaan yang gigih terhadap agamanya.
Tetapi jika dikatakan sebabnya adalah karena keturunan, sehingga keislaman seseorang menjadi tidak totalitas, lalu mengapa ketika islam disampaikan oleh Rasulullah SAW ditengah kaum jahiliyyah, justru pertentangan dari mereka sangat gigih membela ‘agama keturunannya’ itu.
22. Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka."
23. Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka."
24. (Rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya."
( Az Zukhruf 22-24 )
Beberapa mahasiswa yang melakukan praktek kerja nyata, menemui sesuatu yang sama di suatu desa yang masyarakatnya sudah terbiasa meminum air putih yang tidak pernah dimasak. Teori boleh mengatakan bahwa air minum yang tidak dimasak mengandung banyak bibit-bibit penyakit. Tetapi kenyataan menunjukkan warga desa sehat-sehat saja, selama bertahun-tahun dan turun-temurun.
Belakangan ini kebiasaan yang turun-temurun itu masih terbukti ketangguhannya. Melalui testimoni para penggemar beratnya, indomie tidak menemui kendala berarti melewati hadangan taiwan. Jangankan cuma sekedar bahan kosmetik, racun tikus pun masih bisa ditolerir, – asal masih dalam kadar yang sewajarnya (kalimat ini menjadi aksioma ampuh). :-)
Atau : walaupun mengandung bahan kimia berbahaya, tetapi kalau sesekali saja tidak apa-apa. Karenanya menjadi sama dengan : tidak apa-apa sesekali keracunan. :-D
Pernyataan dalam Al Qur’an ini, kembali menguji kita :
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (An Nahl : 114)”
Lalu, apakah kita sekedar islam keturunan ?
-------- purwakarta
------- kota bukit indah hotel, room 524.
Tetapi jika dikatakan sebabnya adalah karena keturunan, sehingga keislaman seseorang menjadi tidak totalitas, lalu mengapa ketika islam disampaikan oleh Rasulullah SAW ditengah kaum jahiliyyah, justru pertentangan dari mereka sangat gigih membela ‘agama keturunannya’ itu.
22. Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka."
23. Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka."
24. (Rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya."
( Az Zukhruf 22-24 )
Beberapa mahasiswa yang melakukan praktek kerja nyata, menemui sesuatu yang sama di suatu desa yang masyarakatnya sudah terbiasa meminum air putih yang tidak pernah dimasak. Teori boleh mengatakan bahwa air minum yang tidak dimasak mengandung banyak bibit-bibit penyakit. Tetapi kenyataan menunjukkan warga desa sehat-sehat saja, selama bertahun-tahun dan turun-temurun.
Belakangan ini kebiasaan yang turun-temurun itu masih terbukti ketangguhannya. Melalui testimoni para penggemar beratnya, indomie tidak menemui kendala berarti melewati hadangan taiwan. Jangankan cuma sekedar bahan kosmetik, racun tikus pun masih bisa ditolerir, – asal masih dalam kadar yang sewajarnya (kalimat ini menjadi aksioma ampuh). :-)
Atau : walaupun mengandung bahan kimia berbahaya, tetapi kalau sesekali saja tidak apa-apa. Karenanya menjadi sama dengan : tidak apa-apa sesekali keracunan. :-D
Pernyataan dalam Al Qur’an ini, kembali menguji kita :
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (An Nahl : 114)”
Lalu, apakah kita sekedar islam keturunan ?
-------- purwakarta
------- kota bukit indah hotel, room 524.
Indomie Keturunan
Reviewed by anisvanjava
on
Oktober 26, 2010
Rating:
Tidak ada komentar: