Bila waktu adalah uang, maka akan sangat mudah bagiku menebak isi dompetmu ketika engkau mengatakan, “maaf tidak ada waktu”. Karena itu berarti engkau sedang tidak punya uang. Bagi orang seperti ini, waktu menjadi ada, bila uang pun ada. Dan aku pun cukup pandai menawar waktumu dengan uang yang kumiliki.
Biasanya perlu waktu dua minggu engkau menyelesaikan surat pesananku, katamu,”pak camat sedang sibuk, belum punya waktu untuk menandatanganinya”. Maka aku pun paham jika camatmu lagi butuh uang. Pak camat menjadi ada waktu, dan dua minggu bisa menjadi dua hari, deal pada harga 50 ribu !.
Kali ini memang waktu adalah uang. Bila terlambat waktu absen pagi, maka uang yang kuterima akan dikurangi.
Terlambat 30 menit, dikurangi 0,5 %. Lebih dari 90 menit, dipotong 2,5 %.
Jadi, karena penghasilan yang kuterima ditentukan oleh besaran potongan ini, maka absensi tidak boleh menyalahi ketentuan waktu yang telah ditentukan. Dengan aturan ini, seberapa pun rajin engkau bekerja, tetapi bila engkau tidak absen atau lupa meletakkan ujung jarimu itu pada mesin absen, maka uang yang akan kau bawa pulang akan dipotong.
Jadi, dibayar karena rajin absen ?
Begitulah. Dan memang betul katamu bahwa, “waktu adalah uang”.
Bila bekerja hanya karena uang, ada beragam cara untuk menyiasati cara absen, beragam trik untuk memperdayai mesin absensi. Absensi akan full, dan take home pay akan utuh. Urusan pekerjaan tidaklah terlalu penting, apalagi berbicara kinerja dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.
Sedangkan kualitas seseorang dilihat dari bagaimana ia menghargai waktunya.
Sedemikiankah nilai dirimu ?
Namun sayangnya, uang tidak berlaku bagi sang pencipta waktu. Hingga ketetapan itu tidak akan berubah meski kau tawar dengan berapa pun uang yang kau miliki. Lebih baik kau pergunakan uangmu itu untuk membeli kenyamanan yang abadi di negeri yang kekal kelak.
Dan mumpung masih ada waktu. Karena kali ini, waktu bukanlah uang.
Pergunakanlah masa mudamu …
Pergunakanlah masa luangmu …
Pergunakanlah waktu sehatmu …
Pergunakanlah waktu kayamu …
Pergunakanlah hidupmu…
"Siapa yang mengetahui arti waktu berarti mengetahui arti kehidupan. Sebab, waktu adalah kehidupan itu sendiri." (Hasan Al Banna)
waktu itu cepat berlalunya.
waktu yang berlalu tidak akan mungkin kembali lagi.
waktu itu adalah harta yang paling mahal bagi seorang Muslim.
(Al-Waqt fi Hayatil Muslim, Dr Yusuf Qardhawi)
’’Hai anak cucu adam, sesungguhnya engkau adalah kumpulan dari hari-harimu. Maka setiap kali hari itu berlalu maka berlalu juga sebagianmu’’. (Imam Hasan al-Bashri)
Wahai diri, seberapa bernilaikah waktumu?
Tidak ada komentar: