Lebih Berat Lebih Mahal

 

SamoaAir2 Samoa, negeri di Pasifik Selatan merupakan sebuah kepulauan kecil. Maskapai penerbangan Samoa Air menerapkan menghitung tarif perjalanan berdasarkan berat badan penumpangnya. Jadi, semakin gemuk seseorang, maka dia akan membayar tiket semakin mahal. Begitu pula sebaliknya. 

Samoa Air mengenakan biaya 0,5 poundsterling atau sekitar Rp 7.500 per kilogram untuk penerbangan dari Samoa menuju Samoa Amerika. Berapa berat badan Anda maka sudah bisa dihitung berapa tarifnya.

Meski cukup kontroversial, namun pihak Samoa Air tetap menerapkan aturan ini. Malahan mereka mengatakan hal ini sebagai salah satu bentuk pembelajaran akan kesadaran terhadap bahaya obesitas. "Ini adalah cara paling adil untuk bepergian. Tak ada biaya tambahan untuk kelebihan bawaan atau sejenisnya. Pokoknya satu kilo adalah satu kilo," kata pimpinan Samoa Air.

SamoaAir

Bila negeri samoa adalah salah satu destinasi yang diminati wisatawan, maka transportasi dengan menggunakan pesawat Samoa Air ini merupakan pilihan dengan segala konsekuensinya.  Termasuk konsekuensi terhadap berat badan. He… :-)

Jauh sebelum Samoa Air menerapkan aturan ini, para sopir angkot khususnya di wilayah tangerang raya sudah lebih dulu membuat kebijakan ini. Namun tidak dihitung berdasarkan berat badan, tetapi berdasarkan kursi penumpang yang terpakai. Angkot bertipe 4-6 mempunyai pengertian bahwa angkot itu baru dianggap penuh oleh sopir angkot bila satu sisi deret sudah terisi 4 penumpang dan sisi yang lain terisi 6 penumpang. Kapasitas 4-6 ini harus terpenuhi, walaupun tidak jarang penumpang yang berkelebihan berat badannya merasa tidak nyaman berdesakan. Sementara di barisan depan dekat sopir, mempunyai kapasitas dua orang penumpang. Jadi, kalau ada penumpang yang ‘besar’ maka ia bisa memilih : membayar dua kursi, atau bersitegang dengan sopir !. Mmm..
Aturan sopir angkot ini tidak tertulis, tetapi telah disepakati oleh para sopir angkot dan penumpang harap memakluminya. Entah dengan terpaksa atau tidak.

Sebagai insan yang bermartabat baik berbadan besar atau tidak, selayaknya dilakukan dengan bertanggung jawab. Apalagi jika berkelebihan berat badan ini dilakukan dengan kesengajaan, merupakan pilihan dan memang dikehendaki. Sehingga apabila yang bersangkutan menghendaki pula, maka ia bisa menurunkan berat badannya.

Sebagian orang menurutkan nafsu makannya dengan berlebihan, menjadi pemburu selera kuliner dan biaya yang dialokasikan tidak sedikit, maka jadilah ia berkelebihan berat badan.  Ketika suatu saat disadari ada bahaya dibalik kelebihan berat badan ini, maka ia pun menempuh berbagai macam cara untuk mengurangi berat badannya. Dan lagi-lagi biaya yang dialokasikannya juga tidak sedikit. Satu hal yang ironi bila dibandingkan dengan keadaan masyarakat yang lain yang sedang berjuang untuk mencari sesuap makanan atau bergizi buruk (yang merupakan bahasa halus dari kelaparan).

Padahal, ”Seseorang yang beriman tidak akan kekenyangan sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar”, begitu pesan Rasulullah SAW.  Dan beliau juga berkata “Tidaklah seseorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih buruk daripada perutnya, Cukuplah bagi anak manusia beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya, jika memang harus makan banyak maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.”

”Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Al A’raf:31).

“Makanlah di antara rizqi yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” (Thaha :81).

Jadi, masalah makan dan berkelebihan berat badan ini tidak hanya dipertanggungjawabkan karena kita mampu membayar biaya perawatan kesehatan, mempunyai uang untuk mengikuti program diet, mampu membayar orang yang kepayahan mengangkat dan menurunkan jenazah kita karena beratnya, atau bahkan karena sekedar mampu membayar tarif pesawat atau ongkos naik angkot.
He.. :-)

Demikian mulianya islam yang memberikan kebaikan kepada kita atas setiap ajarannya.


Grand Nanggroe Aceh

Grand Nanggroe Aceh 2013

Grand Nanggroe Aceh Room 2012Grand Nanggroe Aceh
Room 2012, 
Maret 2013

Lebih Berat Lebih Mahal Lebih Berat Lebih Mahal Reviewed by anisvanjava on Maret 18, 2013 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.