Perjalanan mereka masih panjang. Layaknya matahari baru terbit dalam kelaziman siklus semesta raya. Namun bukan berarti waktu ini adalah waktu untuk beristirahat. Karenanya huruf demi huruf mereka eja, kalimat demi kalimat mereka lafalkan dari kitab suci yang mulia. Lancar dan fasihnya bacaan akan menempatkan mereka bersama dengan malaikat yang mulia lagi taat.
Guratan ini memang sedang ditorehkan pada batu yang tak mudah lekang. Karenanya dampingi kebata-bataan lisannya untuk mendapatkan dua pahala.
Mereka insan pembelajar untuk penerang masa sore dan malamnya nanti. Malam-malam gulita yang penuh dengan fitnah. Dan untuk zaman itulah mereka dipersiapkan.
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim).
“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim).
Masa datang yang sarat dengan peperangan keimanan memerlukan bekal ketangguhan iman pula. Hanya yang tangguh akan menang mempertahankan kebenaran. Dan tempaan itu dimulai dari sekarang.
Anak-anak kita adalah tanggung jawab kita. Pendidikan yang baik, mengajarkan Al-Quran, memerintahkan shalat, memberikan nama yang baik, dan berlaku adil kepada mereka. Belum tuntas dengan hanya mengandalkan pemberian nafkah yang layak, tetapi juga mengajarkan perilaku yang baik mengantarkan mereka menaati Allah dan rasulNya, menjauhkan dari segala yang menggiring mereka ke pintu nereka.
Anak-anak kita adalah tanggung jawab kita. Pendidikan yang baik, mengajarkan Al-Quran, memerintahkan shalat, memberikan nama yang baik, dan berlaku adil kepada mereka. Belum tuntas dengan hanya mengandalkan pemberian nafkah yang layak, tetapi juga mengajarkan perilaku yang baik mengantarkan mereka menaati Allah dan rasulNya, menjauhkan dari segala yang menggiring mereka ke pintu nereka.
Setiap mengecap makanan yang lezat, orang tua akan teringat anaknya. Tak lupa mereka membawakan oleh-oleh untuk yang dicintainya. Setiap tempat indah dikunjungi, orang tua akan teringat anaknya. Diajaknya anak-anak yang dicintainya menikmati keindahan tempat tempat itu. Bahkan apabila memungkinkan tempat terindah di dunia sekalipun, akan ingin dirasakan pula bersama keluarga dan anak-anak yang dicintainya.
Ketahuilah, di akhirat kelak ada suatu tempat yang teramat indah. Itulah Syurga. Tidakkah kita berkeinginan mengajak anak-anak kita ke sana?.
Ketahuilah, di akhirat kelak ada suatu tempat yang teramat indah. Itulah Syurga. Tidakkah kita berkeinginan mengajak anak-anak kita ke sana?.
***
Lantunan Al-Quran senantiasa terdengar merdu. Terlebih dari lisan generasi belia nan jernih jiwanya. Yang membaca dan yang mendengarkannya tercurahkan rahmat. Setiap huruf bernilai sepuluh kebaikan.
Barangsiapa yang membaca satu huruf Kitabullah (Al Quran) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘Alif lam mim’ itu satu huruf, tetapi ‘Alif’ itu satu huruf, ‘Lam’ itu satu huruf, dan ‘mim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Barangsiapa yang membaca satu huruf Kitabullah (Al Quran) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘Alif lam mim’ itu satu huruf, tetapi ‘Alif’ itu satu huruf, ‘Lam’ itu satu huruf, dan ‘mim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Setiap huruf yang mereka baca akan mengalirkan kebaikan-kebaikan kepada yang mengajarkannya. Tidakkah kita berkeinginan mendapatkan aliran kebaikan itu? Aliran yang tidak akan terputus hingga pun kita berkalang tanah. Dari lisan anak-anak kita yang mulia bersama Qur'annya.
#HalaqahQuran SAT
Memahat Quran di Dada Belia
Reviewed by anisvanjava
on
April 18, 2015
Rating:
Tidak ada komentar: