Sepasang Orang Tua Tuna Wicara dan Bayinya

Malam sabtu ini saya pulang, lima hari sudah saya tidak berada di rumah karena tugas kantor. Sewaktu bertemu dengan ziyad, ziyadnya kaget. Ziyad agak lupa dengan saya. Mungkin karena lama nggak ketemu itu. Ziyad mau nangis. Maka saya menghindar dulu.
Peristiwa itu mengingatkan saya kepada peristiwa beberapa tahun lalu. Ketika itu saya pulang setelah beberapa hari tugas kantor, ketemu dengan qori yang waktu itu umurnya sekitar satu tahunan. Qori juga menangis, mungkin lupa karena lama tidak bertemu. Maka saya pun menghindar lebih dulu.

Tapi, saya sudah tahu sedikit banyak tentang hal ini. Jadi, tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang serius.Saya mencari waktu yang tepat beberapa saat kemudian.Saya ajak bermain-main, walaupun saya masih mengambil jarak yang agak berjauhan. Saya tirukan suara-suara hewan kesukaannya, yaitu kucing, dengan bunyi meong-meong. Saya panggil namanya berulang-ulang.
Alhamdulillah, ziyadpun segera ingat kembali dengan abinya.Malah kemudian minta digendong, padalah sebelumnya masih takut.

Alhamdulillah.

Oh ya.. tadi di angkot R11.Ada penumpang yang naik, sepasang suami isteri yang membawa
bayinya. Bayinya sedang tidur. Sang isteri menyampaikan sesuatu kepada suaminya. Tetapi tidak ada kata-kata yang jelas terdengar, kecuali hanya bunyi-bunyi seputar a.. ..aa.. uuu.. ii.. atau oo....

Kemudian sang suami menjawabnya dengan isyarat-syarat tangan.
Saya tidak tahu apa artinya isyarat tangan itu.

Dalam perjalanan bayinya terbangun. Sang ibu menyambutnya dengan senyuman, memeluknya dengan erat dan menyampaikan sesuatu ungkapan dengan belaiannya.

Tapi, tidak ada kata-kata yang jelas terdengar.

Sampai akhirnya di perempatan, sang suami mengetuk-ngetuk langit-langit angkot, tanda isyarat bagi sang sopir untuk berhenti.Ongkos yang dibayar sang suami untuk keduanya, dinyatakan kurang oleh sang sopir, "Pak, kurang seribu pak".Sang suami pun menambah kekurangan bayarannya, tanpa sepatah katapun yang jelas terdengar, kecuali dengan senyuman.

Begitulah, angkot kemudian melanjutkan jalannya.

Di rumah saya berfikir. Bagaimanakah sepasang suami isteri tersebut mendidik anaknya
dengan segala keterbatasannya.Bagaimanakah caranya mereka, seandainya mengalami masalah seperti yang baru saja saya alami ?, Yaitu lama tidak bertemu dengan anaknya, kemudian anaknya lupa, takut didekati. Bagaimanakah caranya menciptakan lagi suatu kondisi untuk
membuat keakraban dengan anak kembali tercipta.

Dan, bagaimanakah caranya yang lain-lain.. dalam mendidik anaknya.

Ya Allah, tentu Engkau memberikan caranya kepada mereka, sesuatu yang tidak terpikirkan oleh saya. Pasti.

Ya Allah, jadikanlah pemberian-Mu kepada kami berupa kemampuan berbicara ini, membawa manfaat yang sangat besar, yang akan dapat mendatangkan rahmat dan pahala di sisi-Mu.

Ya Allah, berilah kemampuan kepada kami untuk menjaga amanah lisan ini.
Ya Allah, Engkau Maha Besar.Segala puji bagi Engkau.


Sepasang Orang Tua Tuna Wicara dan Bayinya Sepasang Orang Tua Tuna Wicara dan Bayinya Reviewed by anisvanjava on April 20, 2008 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.