Communication Skill

Nat, teman baik saya. Orangnya supel, mudah bergaul kepada banyak pihak, baik yang muda maupun yang tua, yang pejabat maupun yang tidak  pejabat.  Cocok  bila kali ini, ia ditugaskan sebagai trainer Communication Skill.  Sedangkan saya menyampaikan materi aplikasi.

Banyak yang saya pelajari darinya. Selama hampir dua pekan berturut-turut dalam empat kali kami melakukan pelatihan ke daerah-daerah, tugas kami adalah menyampaikan materi pelatihan sesuai bidang masing-masing. Tidak hanya itu, kami juga dituntut bisa menghidupkan kelas sehingga peserta terjaga semangat dan perhatiannya. Bila peserta antusias, maka misi pelatihan ini akan bisa dicapai dan bersama-sama sepakat untuk menyukseskannya.

Peserta Pelatihan Bimtek Tetapi, membuat peserta pelatihan tetap semangat dan antusias, bukanlah hal mudah. Diperlukan keterampilan khusus.

Dua hari penuh dengan stamina penuh sepanjang pelatihan, sungguh melelahkan. Tetapi, dengan format tim dan gaya khas Nat, pelatihan ini menjadi menyenangkan. Menarik, bahkan kadang lucu yang mengundang tawa. Inilah salah satu manfaat keterampilan berkomunikasi.

Kata Nat, banyak yang bisa diselesaikan dengan keterampilan berkomunikasi.  Pesan bisa tersampaikan dengan baik, jelas dan menimbulkan pengaruh. Orang yang menerimanya bisa faham dan yakin, sehingga tergerak untuk melakukannya.

“Makanya, sebaiknya dimulai dengan suasana yang nyaman, murah senyum, intonasi yang pas, tidak menghakimi dan tidak menyalahkan, serta dengan tulus mendengarkan dan tidak menginterupsi”, begitu kata Nat.

Communication Skill “Perhatikan pula gerak tubuh dan bahasa wajah kita, karena bahasa tubuh mengambil peran yang besar dalam keberhasilan berkomunikasi”, jelas Nat.

Keterampilan ini bisa dimiliki oleh siapa saja, dan bisa diterapkan kepada siapa saja sesuai dengan kondisi dan situasi. Dengan keterampilan berkomunikasi, ibu-ibu tukang ngrumpi bisa mempengaruhi warga sekomplek dengan isu hangatnya. Sang orator bisa memprovokasi para pendemo untuk mengikuti perintahnya, bahkan pemimpin negara bisa mempengaruhi negara dan dunia karena gaya komunikasinya.

Mmm.. begitu pula bisa kepada isteri kita, kepada anak kita, kepada ayah ibu kita, kepada tetangga dan teman kerja kita, kepada atasan kita, kepada pembantu kita, kepada siapa saja. Gagal berkomunikasi berarti gagal membina hubungan. Sedemikian pentingnya keterampilan berkomunikasi ini.

Dalam sessi praktek, para peserta mempraktekkan materi pelatihannya kepada responden di daerah pertokoan. 

Di sela-sela mendampingi peserta ini, Nat menunjuk kepada seorang laki-laki di depan toko. Lelaki tersebut sedang menelpon seseorang dengan menggunakan HP 3G nya. Sehingga penelpon dan yang ditelpon bisa saling melihat di layar HP.   Jadi, yang ditelpon bisa melihat wajah sang penelpon dan dimana ia saat ini sedang berada. Memang asyik buat melepas kerinduan, apalagi bila sudah lama tidak saling bertemu. Sedih dan gembira saling terlihat, dan suasana tempat menelpon pun bisa tergambar.

“Tapi, kalau saya tidak mau menelpon pakai fasilitas 3G ini, walaupun HP saya ada 3G nya”, bisik Nat.

“lho”, tanya saya.

“Isteri saya pernah minta saya menghidupkan 3G nya, tetapi saya nggak mau. Seolah-olah ia nggak percaya sehingga minta kepastian dan ingin melihat dengan 3G, dimana saya sebenarnya saat ini berada.  Buat apa kita masih hidup bersama kalau tidak saling mempercayai. Nggak usah pakai 3G-3G an lah..”,  wah Nat jadi curhat nih.

“he.. he.. saatnya mempraktekkan communication skill kepada isteri, Nat !  Ayo !

:-)

 

*** Novotel Surabaya Room #106

Communication Skill Communication Skill Reviewed by anisvanjava on September 20, 2011 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.