Bekas Mantan

Silahkan sebut ‘mantan’ untuk bekas lurahmu . Silahkan katakan ‘mantan’ untuk bekas pacarmu. Meski menurutku bekas pacarmu itu memang tepat dan lebih pas kalau disebut bekas. Karena ia memang ‘bekas’nya orang lain. Ia telah membekaskan diri dan kehormatannya. Mungkin engkau tidak rela dengan sebutan ini, dan akhirnya kau memilih kata yang menurutmu lebih pas, yaitu ‘mantan’.
Tapi sudahlah, itu terserah engkau.

Sedemikian jeleknya konotasi ‘bekas’ ini, sehingga pakaian bekas yang akan disumbangkan supaya mempunyai kesan lebih berharga, dipergunakanlah kata ‘layak pakai’. Atau pensiunan pejabat menjadi terasa masih dihormati ketika ia disebut dengan mantan pejabat.

Walaupun kata mantan lebih sopan, lebih halus atau lebih terhormat dari kata ‘bekas’ , tetapi untuk yang satu ini, kata mantan pun masih belum pantas. Beliaulah guru-guru kita, pembina-pembina kita, ulama-ulama kita yang telah mengalirkan ilmunya kepada kita. Jangan pernah katakan mantan kepada mereka !.

Dari beliaulah lahir anak-anak generasi penerus ideologi. Guru, pembina dan ulama tempat menimba ilmu adalah orang tua ideologis kita. Sebagaimana ayah ibu kita yang tidak akan pernah kita sebut sebagai mantan orang tua, meskipun lahirnya kita dari beliau telah puluhan tahun yang lalu.

Ulama-ulama kita adalah yang mewarisi para nabi. Meskipun telah berlalu masa kita menimba ilmu kepada beliau, tetapi jangan pernah mengatakan mantan kepada beliau. Karena itu sama halnya engkau mengatakan mantan kepada para nabi, yang telah meninggal beberapa ratus tahun yang lalu.

mas_nur sang murabbi Lebih terhormat ketika kita menyebut beliau-beliau dengan sebutan guru SD ku, guru SMP ku, pembinaku yg ke-1, atau murabbiku yang ketiga. Bagaimana kita menghormati beliau, menunjukkan pula kehormatan diri kita.

Pantaslah bila Ali bin Abi Thalib ra, diberikan julukan oleh Rasulullah SAW sebagai pintunya ilmu. Karena Ali sangat menghargai ilmu dan guru-gurunya.  Dari sinilah akan hadir keberkahan ilmu.
Dalam kitab Ta’limul Muta’allim, Ali mengatakan,”Aku adalah budak seseorang yang mengajarkanku walau satu huruf, jika ia berkehendak menjualku, melepaskan, dan tetap menjadikanku budak (itu adalah hak mereka)”.

Perilaku yang mulia hanya bisa dilakukan oleh orang yang mempunyai akhlaq yang mulia.

“Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, iringilah kesalahan kamu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskan dan pergaulilah semua manusia dengan akhlaq yang baik.”
(HR. Tirmidzi)

Untuk guru-guru kami, para pembina dan para ulama
salam takzim dari kami.

Bekas Mantan Bekas Mantan Reviewed by anisvanjava on Februari 02, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.