Malam itu kami nyarter travel mau nyari makan. Maklumlah hotelnya deket sih sama bandara, cuma jauh kemana-mana. Termasuk jauh dari warung-warung makanan. Kalau makanan restoran hotel sih gue udah biasaaa. Maap, nggak nyombong nih. Cuman selera aja yang biasanya nggak cocok sama lidah.
Kalau disebut sopir mah emang pantes tampilan kayak gitu tadi. Iya nggak? Tapi sejatinya dia tuh mantan kepala dinas, lo. Jadi malam itu rombongan kami disopiri mantan kepala dinas, yang baru aja menjadi mantan. Maksudnya baru aja pensiun gitu kali.
Kalau melewati keramaian, pak yusuf rajin menyapa orang. Atau kalau nggak, orang lain lah yang duluan negur dia. Dan banyak yang kayak gitu. Bukan karena memang dia warga sini loh. Nyatanya nggak sedikit juga kan orang yang nggak mau kenal sama tetangganya, dan mau negur lagi. Apalagi secara dianya pejabat.
Jadinya malam itu ‘dinner’ kami di jalan flores terasa indah, sob. Ikan bakar kesukaan gue tersaji dengan lengkap.
Ya, mestinya kita bersatu aja lagi, nggak usah misah-misah jadi negara sendiri gitu. Toh, walaupun pisah jadi negara sendiri, tapi itu nggak menghalangi kridayanti nikah sama si raul yang orang timor timur itu, kan.
Eh.. kagak nyambung yak.
Tempat makan ini nggak jauh dari pantai, tapi udara malam ini nggak gerah. Malah cenderung dingin. “Ini tiupan angin dari darwin”, kata pak yusuf.
Darwin mana ? Ya darwin australi lah. Wow.. indonesia ini luas, sob. Angin darwin aja berhembusnya sampai sini.
Kembali ke pak yusuf.
Orangnya senang cerita. Ini buat gue adalah sesuatu yang menarik. Karena baru kali ini gue menemui mantan pejabat yang mau beraktivitas dengan berprofesi sebagai sopir. Sebuah profesi yang biasanya dijalanin oleh golongan menengah ke bawah.
“mengapa dia mau jadi sopir? nggak malukah dia?”, nah inilah yang menarik. Biasanya kepala dinas itu malah disopiri kan ? Punya asisten, terbiasa dengan mobil pribadi. Dihormati bener-bener, bisa pada setengah menunduk, membungkukkan badan, atau dihormati dengan mengangkat tangan kayak hormatnya militer. Malah di kantor tempat kerja gue dulu sewaktu jaman orba, selevel kepala seksi aja udah kayak gitu. Punya mobil pribadi lengkap dengan sopirnya. Kalau mau turun mobil, dibukakan pintunya dari luar – padahal dia mah bisa buka pintu sendiri, kan. Dan dibawain tasnya diantar sampai meja kerjanya. Hmm..
Jadi, kalau pak yusuf itu mau jadi sopir menurut gue itu hal yang luar biasa. Dan patut diteladanin. Mungkin nggak harus persis jadi sopir gitu, tapi sikap rendah hati dan tidak sombongnya itu. Bukan mentang-mentang mantan kepala dinas. Jabatan yang pernah disandangnya nggak ngalangin untuk bergaul egaliter dengan semua makhluk. Wah !.
Coba lu tengok kanan kiri. Maksudnya pejabat yang saat ini ada di sekeliling atau lingkungan elu. Gaya lagak dan belagunya kayak apa. Ada kan yang feodal banget. Kayaknya kalau udah jadi pejabat tuh bagai jadi raja seumur hidup. Sampai pensiun pun masih pingin orang-orang disekelilingnya pada nunduk. Makanya, kalau ternyata harapannya itu nggak kesampaian, bisa sakit jiwa tuh. Karena memang jiwanya nggak siap, karena sebenarnya sedang sakit. Gawat kan?.
“ Oke pak yusuf, selamat beraktivitas, dan salam semangat ! “.
Jujur, gue salut sama do’i, coy !
T More Hotel, Kupang Room 331.
Pak Sopir itu Mantan Kepala Dinas, Coy !
Reviewed by anisvanjava
on
Juli 06, 2012
Rating:
Tidak ada komentar: