Jejak Sukarno di Ende

Sukarno di Ende_Sukarno adalah proklamator kemerdekaan. Bila bangsa ini sepakat menyematkan gelar pahlawan kepadanya, itu karena ia memang pantas mendapatkannya. Bila sebagian masyarakat sangat mengidolakannya, itu karena ia mempunyai pesona-pesona yang telah ditebarkannya dengan perbuatan nyata. Penghormatan rakyat kepadanya dilakukan bahkan sampai kepada penyanjungan anak keturunannya. Seperti halnya anak  keturunan kiyai yang akan disematkan di depan namanya gelar ‘Gus’, meski ia belum jadi kiyai.  Dan begitulah dermawannya bangsa ini.

Tetapi, seperti yang dituturkan oleh bapak penjaga taman makam pahlawan, “mereka beroleh gelar pahlawan itu pun karena telah melakukan segala macam pengorbanan dan menempuh jalan-jalan yang berat. Mereka melakukan apa yang tidak dilakukan oleh orang lain”.

Dalam sejarah, sukarno gigih menentang penjajah memperjuangkan kemerdekaan. Pengasingan dialaminya. Sukarno ‘dibuang’  ke Ende. Dan di manakah gerangan Ende itu berada ?

Peta Nusra

Tetapi, cita-cita kemerdekaan yang besar pada diri sukarno tidak membuatnya berhenti berbuat. Justru di tempat inilah sejarah mencatat lahirnya nilai-nilai pancasila. 

Prasasti Nilai Pancasila Ende

Inilah salah satu kontribusi sukarno kepada negara ini. Dan saya yakin di semua belahan bumi, sebuah negara meraih takdir kejayaannya karena ditegakkan dengan perjuangan dan pengorbanan, bahkan kontribusi dari seluruh rakyatnya.  “Keajaiban dari langit” yang datang dengan tiba-tiba dan begitu saja, bisa saja terjadi menurut kehendak Allah SWT. Tetapi itu adalah bentuk dari responNya terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh para hambaNya. 

Sukarno di Ende“Jer Basuki Mawa Bea”, setiap kesuksesan memerlukan pengorbanan. Sebesar apa pun pemberian dalam perjuangan, maka sebesar itu pula kemudahan yang akan diperoleh dalam upaya meraih cita-cita dan tujuan-tujuan.

Apalagi ketika potensi dan peluang berkontribusi itu dimiliki. Kontribusi pemikiran meliputi pula keilmuan dan keahlian. Kontribusi materi, harta benda, serta kontribusi jiwa raga.  Termasuk dalam kontribusi jiwa ini adalah kontribusi waktu
(al waqt) dan kesempatan (al furshokh) yang dimiliki seseorang dalam perjalanan kehidupannya.

Waktunya tidak akan dibelanjakan kepada hal-hal yang tidak memiliki manfaat untuk perjuangannya. Ia juga tidak akan menciptakan atau mengambil kesempatan-kesempatan dalam kehidupannya kecuali yang menyampaikan kepada tujuannya. Kontribusi jiwa (nafs) dapat berbentuk pengorbanan untuk menundukkan dorongan-dorongan jiwanya yang memerintahkan kepada kejelekan (fujur) dan menyerahkannya kepada perbuatan baik (ketaqwaan).

Sesungguhnya ini adalah kontribusi yang mendasari seluruh kontribusi lainnya, karena seseorang harus mengatasi keinginan-keinginan untuk membesarkan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mau berkorban bagi pihak lain. Ia harus membebaskan dirinya dari sifat bakhil yang mengungkung jiwanya baik dalam aspek material maupun non material.

Semakin tinggi rasa tanggung jawab dan pengorbanan seseorang akan semakin besar pula kontribusinya terhadap perjuangan.

Kini, apakah yang sudah kita korbankan untuk sesuatu yang kita perjuangkan ?

 

   WI_Room 101Wifi_GrandWisataEnde

 

 

 

 

Grand Wisata Ende, Room 101.

Jejak Sukarno di Ende Jejak Sukarno di Ende Reviewed by anisvanjava on Juli 09, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.