Definisi perihal kekayaan bisa diperdebatkan. Sebagian sangat memerlukan kekayaan, karena orang yang kaya akan bisa banyak bermanfaat bagi orang lain. Asal jangan bermewah mewah, katanya. Padahal definisi kemewahan pun bisa digeser-geser.
Begitu pula kesederhanaan yang bisa direlatifkan. Asal jangan terlalu miskin, katanya. Definisi-definisi akan berkutat pada teori. Kosa katanya adalah cukup, kurang dan terlalu, yang menisbatkan pada tiadanya batasan pasti.
Namun, ternyata orang yang angkuh pun tidak suka dengan orang yang angkuh. Orang yang suka menghina pun tidak suka kalau dihina. Orang yang paling sombong pun tidak suka dengan orang yang sombong. Orang yang bergelimang kemewahan pun tetap teduh bergaul dengan orang yang sederhana. Orang yang suka membual pun tidak suka dibuali. Orang yang pemalas pun lebih menyukai pasangan yang rajin. Orang yang banyak keinginan pun menyukai orang yang bersahaja. Orang yang tinggi hati pun menyenangi orang yang rendah hati.
Kenyataan tersebut tidak untuk diperdebatkan. Karena kefahaman akan hadir bersama perbuatan.
Orang yang rendah hati, menghargai orang lain, rajin, sederhana dan bersahaja akan dicintai makhluk yang di langit dan di bumi.
Merendahlah,
engkau kan seperti bintang-gemintang
Berkilau di pandang orang
Diatas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi
Janganlah seperti asap
Yang mengangkat diri tinggi di langit
Padahal dirinya rendah-hina
(Ustadz Rahmat Abdullah, allahuyarham)
Berperilakulah di bumi dengan hati.
Barelang 2012
Tidak ada komentar: