I Like Monday, I Like Everyday

i hate mondayYang populer adalah i hate monday. Karena hari senin harus berangkat kerja lagi, setelah akhir pekan kemarin santai dan liburan. Masih malas, masih capek, dan masih pingin santai. Waktu istirahat dan bersantai terasa sebentar amat. Aah.. pemutus kesenangan itu adalah hari senin.

Padahal saat ini jam kerja di kantor adalah lima hari kerja. Pernah pada suatu masa ketika di kantor menjalankan enam hari kerja. Senin sampai sabtu masuk kerja, dan hari liburnya hanya hari minggu. Sehingga rasa asyiknya liburan itu hanya ada pada minggu pagi. Begitu selepas siang menjelang, sudah mulai terpikir apa yang harus dipersiapkan untuk hari besoknya, yaitu senin. Tidak puas liburan sependek itu. Untunglah waktu itu masih bujangan, jadi tidak terlalu terasa berlalunya waktu saat berlibur.

Sekarang dengan senin sampai jum’at masuk kerja dan libur di hari sabtu dan minggu, cukup luang liburan yang diberikan. Akhir pekan adalah saat yang ditunggu tunggu. like Sesudah lima hari kerja berangkat pagi pulang petang atau malam dengan penuh kepenatan dan banting tulang, saatnya menikmati hari tanpa kerja.
Agenda liburan dirancang. I like friday.

Maka, begitu berlalu akhir pekan dan datang hari senin, yang terbayang adalah rutinitas kembali kerjaan. Berat untuk kembali ke kantor.

Tetapi ada teman saya yang sangat semangat dalam bekerja. Lima hari kerja masuk 30 menit lebih awal dari jam masuk dan pulang hampir bisa dipastikan selepas waktu isya, masih ditambah lagi kalau hari sabtu juga ngantor. Bahkan hari minggu !. Baginya tepatlah kita katakan kalau ia tidak mengenal: i hate monday, itu.

Mungkin saya tidak akan sesemangat dia. Tetapi mengambil motivasinya dalam bekerja, bisa dijadikan spirit yang memotivasi. Bahkan, “Bersemangatlah tiap hari. Curahkan segala semangatmu 100% untuk bekerja. Tiap hari. Semangat di hari senin 100%, hari selasa 100%, rabu 100%, kamis 100% dan jum’at 100%”.  He…

Banyak hal yang bisa dijadikan untuk menyemangati. Seperti halnya Qori – anak saya -- yang pagi ini bangun pagi-pagi dengan semangat. Mandinya pun pagi-pagi, sebentar kemudian sudah berpakaian rapi siap berangkat ke sekolahnya. Padahal jam dinding baru menunjukkan pukul setengah enam pagi. Biasanya jam enam lewat ia baru keluar rumah menemui mobil jemputannya.  Semenjak semalam memang ia selalu memegang-megang tasnya. Diperiksanya isi tas. Tugas-tugas home challange sudah dimasukkan. Menjelang tidur tasnya dirapikan kembali. Pagi ini pun ia selalu menenteng tas di punggungnya. Ternyata Qori beli tas baru. Inilah sepertinya yang membuat ia semangat pagi ini. :-)

Lalu apa yang membuat kita semangat pagi ini ?

Selayaknya setiap hari disyukuri sebagai hari baru yang penuh harapan. Kita mengharapkan panjang umur dan diberikan kesehatan, diberikan waktu berupa hadirnya hari esok yang membuat kita berkesempatan untuk melakukan amal-amal yang lebih baik lagi.  Sebagian saudara kita saat ini mungkin malah sedang sakit keras yang berharap besar untuk bisa sembuh dan mendapati esok hari dengan kesehatan.

Jadi, akankah kita mengutuk hari baru yang menghampiri kita ini dengan mengatakan, “i hate monday ?”.

Terpengaruh dengan semangat Qori, maka tanpa pikir panjang pagi ini dengan bersemangat pula saya mempersiapkan tas, bekal dan segera mengenakan baju. Sepuluh menit lebih cepat dari biasanya, saya sudah siap. Segera berangkat.

Eh, iya..
Saking bersemangatnya, saya salah mengenakan ‘kostum’.  Hari ini adalah selasa, setelah kemarin senin libur imlek. Harusnya selasa memakai baju batik, saya malah pakai baju hitam putih. Kirain senin !!

tanggal 23 januari 2012 libur imlek

I Like Monday, I Like Everyday I Like Monday, I Like Everyday Reviewed by anisvanjava on Januari 23, 2012 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.